Startup marketplace produk keuangan CekAja dan startup EWA Wagely mengumumkan kemitraan strategis untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan finansial bagi pekerja di Indonesia. Pada kesempatan ini, CekAja kini menawarkan produk-produk Wagely melalui integrasi mesin untuk menjangkau lebih banyak pengguna baru dan memberikan nilai lebih.
Dalam sebuah pernyataan resmi, salah satu pendiri dan CEO Wagely Tobias Fischer mengatakan bahwa untuk meningkatkan kehidupan pekerja berpenghasilan rendah hingga menengah, perlu untuk menciptakan sinergi dalam ekosistem keuangan untuk menghasilkan perubahan positif pada skala yang jauh lebih besar.
“Kami siap bekerja sama dengan CekAja dan mitra korporatnya untuk memberikan solusi yang dibutuhkan pekerja untuk membayar dan menghidupi diri mereka sendiri, meningkatkan literasi keuangan dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan finansial mereka,” kata Fischer, Senin (26.9).
Kailas Nath Raina, Direktur Komersial CekAja, menambahkan bahwa perusahaan senang bermitra dengan Wagely karena memiliki nilai dan transparansi yang juga mendukung inklusi keuangan masyarakat di Indonesia.
“Jutaan orang di seluruh negeri telah menggunakan teknologi dan layanan kami, dan kemitraan kami dengan Wagely memungkinkan kami untuk terus menambahkan layanan keuangan baru yang berdampak pada kehidupan banyak orang dan membuat perbedaan nyata,” kata Raina.
Pada tahap awal kemitraan ini, kemitraan ini dirancang untuk mendukung pekerja di bidang manufaktur, salah satu sektor terbesar yang mempekerjakan sekitar 18,7 juta pekerja.
Wagely merupakan salah satu alternatif dari fintech lending, yang berperan menekan minat bisnis konsumer pada umumnya. Startup ini menyediakan akses gaji yang diperoleh karyawan kapan saja sebelum hari gajian. Inisiatif ini berdampak positif bagi perusahaan dalam upayanya meningkatkan retensi pelanggan, mendorong daya tarik, dan menciptakan produktivitas dan keterlibatan yang lebih besar.
Wagely mengutip dari survei yang diterbitkan Mercer bahwa dua tahun terakhir tidak mudah bagi perusahaan di seluruh dunia. Survei tersebut menemukan bahwa sebagian besar perusahaan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mengalami tingkat turnover karyawan yang lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, terutama di pertengahan karir.
Sebanyak 55% perusahaan menyatakan ketidakpuasan karyawan terhadap gaji menjadi alasan utama, disusul kemampuan karyawan untuk mendapatkan tunjangan yang lebih baik di perusahaan lain sebesar 46%.
Selain itu, perusahaan di Indonesia cenderung mengalami pergantian karyawan pada minggu-minggu setelah liburan Idul Fitri, dan sebuah studi LinkedIn yang diterbitkan sebelum pandemi menunjukkan bahwa 1 dari 10 karyawan Indonesia berganti pekerjaan setelah Hari Raya Idul Fitri. Fenomena ini menjadi tantangan besar bagi perusahaan untuk mempertahankan karyawannya.
Sejak diluncurkan pada tahun 2020, Wagely dilaporkan telah digunakan oleh lebih dari 100 perusahaan termasuk British American Tobacco, Ranch Market, Adaro Energy, Medco Energi, Mustika Ratu dan masih banyak lagi.
Start-up mengumumkan ekspansi ke Bangladesh pada Oktober tahun lalu. Negara terbesar kelima di Asia menawarkan peluang yang signifikan dengan lebih dari 4,5 juta pekerja garmen siap pakai (RMG). Para pekerja ini juga terkena dampak pandemi, sehingga mengakibatkan tekanan finansial tinggi yang berdampak besar pada produsen.
Periksa kemajuan Aja
CekAja memulai kehadirannya pada tahun 2014 sebagai agregator keuangan yang menawarkan berbagai produk keuangan seperti kartu kredit, pinjaman, tabungan, investasi, dan lainnya. Berkembangnya CekAja dengan kemampuan pendataan, perusahaan memutuskan untuk membuat anak perusahaan di bidang credit scoring bernama CekSkor (PT Puncak Access Finansial).
Sumber :